Italia mengalami pukulan telak dari virus corona. Pelatih tim nasional Italia Roberto Mancini syok melihat korban jiwa berjatuhan.
Italia menjadi negara Eropa terparah dalam kasus virus corona. Mereka sejauh ini sudah mendekati 60 ribu kasus positif corona, dengan korban jiwa mencapai lebih dari 5.500 yang mana merupakan angka kematian tertinggi di dunia.
Wilayah Lombardia menjadi daerah terparah di Italia, dengan korban meninggal mencapai 3 ribu. Jenazah-jenazah di Bergamo misalnya, salah satu kota di Lombardia, sampai harus diangkut dengan truk-truk tentara.
Wilayah Lombardia menjadi daerah terparah di Italia, dengan korban meninggal mencapai 3 ribu. Jenazah-jenazah di Bergamo misalnya, salah satu kota di Lombardia, sampai harus diangkut dengan truk-truk tentara.
Jenazah-jenazah itu diangkut untuk dikremasi di kota lain karena krematorium Bergamo tak mampu lagi menampung.
"Pemandangan konvoi kendaraan militer keluar dari Bergamo (salah satu kota di Lombardia) membawa peti-peti mati seperti sebuah pukulan telak di wajah. Tidak satupun siap untuk situasi bak neraka semacam ini," ungkap Mancini kepada La Gazzetta dello Sport, seperti dikutip Football Italia.
"Memikirkan bagaimana orang-orang meninggal karena tidak cukup tempat tidur di layanan intensif rumah sakit itu absurd. Tenaga medis kami bekerja dengan heroik dan saya percaya sepenuhnya dengan mereka. Inilah sebabnya saya bahkan tak berpikir untuk meninggalkan Italia," imbuhnya.
Roberto Mancini syok melihat konvoi militer Italia yang membawa peti mati dari Bergamo, Pemandangan seperti bak neraka. Foto: Timesofisrael |
Mancini pribadi kehilangan seorang teman masa kecilnya karena virus corona. Situasi saat ini tak ayal membuatnya mengkhawatirkan keluarga yang tinggal di Jesi, Ancona.
"Saya khawatir dengan orang tua saya, yang masih tinggal di daerah Jesi, meski mereka baik-baik saja. Adik saya menelepon, bilang seorang teman masa kecil meninggal karena virus corona," sambung mantan pelatih Inter Milan dan Manchester City ini.
"Dia dulu biasa bermain sepakbola dengan saya ketika masih bocah. Dia bekerja untuk badan amal Crove Verde di Jesi," tambah pria 55 tahun itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar